Latest News

Showing posts with label Motivasi. Show all posts
Showing posts with label Motivasi. Show all posts

Thursday, 19 June 2014

Renungan Motivasi - Kegagalan Bukan Akhir Dunia

 Renungan Motivasi
 Renungan Motivasi - Kegagalan Bukan Akhir Dunia

Bila Anda membaca judul postingan ini, saya yakin bahwa sebagian besar yang membacanya akan berpikir bahwa pernyataan tersebut sudah ketinggalan jaman. Sudah banyak yang sering membicarakan tentang hal tersebut, tapi yang namanya hidup di dunia yang keras ini kita emang harus selalu saling mengingatkan. Ibaratnya seperti pisau yang semakin diasah maka akan semakin tajam. Balik membahas tentang kegagalan, mari kita ambil contoh Albert Einstein.

 Kisah singkat tentang perjalananan hidupnya mungkin bisa sebagai bahan cerita yang dapat memberikan kita motivasi. Seseorang yang sering mengalami kegagalan di masa mudanya namun berakhir sebagai salah satu genius sepanjang masa. Tahu apa rahasianya?

 Dia tidak pernah menyerah. "Pemenang tidak pernah berhenti dan mereka yang berhenti tidak akan pernah menang." Saat mencoba mendaftar di Eidgenosische Technische Hochschule (ETH) untuk mendapatkan diploma Electric Engineer-nya, Einstein ternyata gagal dalam ujian masuk. Tapi dia tidak berhenti disitu, Einstein kemudian memilih melanjutkan sekolahnya di Aarau.

 "Jangan biarkan sejarah masa lalumu membunuh takdir masa depanmu." Siapa yang bisa menyangka ternyata pada masa-masa awal dia bersekolah, Einstein bahkan pernah dianggap oleh beberapa guru mengalami gangguan mental. Itu karena dia selalu saja berdiam diri, duduk di belakang kelas sembari tersenyum-senyum sendiri. "Orang-orang tidak gagal, mereka hanya berhenti untuk mencoba."

Pada tahun 1900 ketika Albert Einstein telah lulus dari Polytechnic dan mendapatkan diploma guru Matematika dan Fisika, dia menghabiskan masa frustasi dua tahun setelahnya untuk mencari pekerjaan yang tak kunjung di dapatnya. Namun lihatlah, pada tahun 1908 dia bahkan dianggap sebagai seorang pemimpin di bidang sains.

Dan tahun-tahun berikutnya dia menjadi professor di beberapa universitas. Dan hingga masa sekarang ini, siapa sih yang nggak mengenal Albert Einstein? Merujuk dari kegagalan Einstein hingga kesuksesannya yang luar biasa, kenapa kita tidak bisa menjadi seperti dia? Menjadikan kegagalan sebagai kunci penyemangat menggapai kesuksesan kita. Memandang kegagalan itu sebagai sebuah celah, hingga yang dapat memisahkannya dengan keberhasilan hanyalah dari cara kita memandang dan tindakan yang akan kita ambil mengenainya.

 Hal itulah yang akan membuat perbedaan. Kegagalan itu sebenarnya bukan ketika kita jatuh, akan tetapi ketika kita tidak pernah lagi berdiri setelah terjatuh. Kata-Kata Bijak: “Hidup itu seperti bersepeda. Untuk tetap menjaga keseimbangan, kamu harus tetap bergerak." Albert Einstein "Belajar dari hari kemarin, hidup untuk hari ini, berharap untuk hari esok. Dan yang terpenting adalah jangan pernah berhenti bertanya-tanya." Albert Einstein - See more at: http://www.termotivasi.com/2010/11/kegagalan-bukan-akhir-dunia.html#sthash.oID7eI5s.dpufB

Wednesday, 20 April 2011

MOTIVASI MENYENANGKAN SEMUA ORANG

 
MOTIVASI MENYENANGKAN SEMUA ORANG
(Baca: Markus 15:1-15)
Dan oleh karena Pilatus ingin memuaskan hati orang banyak itu, ia membebaskan Barabas bagi mereka.  Tetapi Yesus disesahnya lalu diserahkannya untuk disalibkan.  Markus 15:15
Menurut ilmu Psikologi, tindakan seseorang itu dipengaruhi oleh motivasi hatinya.  Apa yang dilihat oleh mata dan dirasakan indera lainnya akan dipersepsikan berdasarkan kerangka berpikir yang telah dibentuk dari budaya; latar belakang sejarah pribadi; serta keunikan kepribadian dan moodnya pada waktu itu.  Sederhananya, apabila seseorang memakai kaca mata merah, maka ia akan melihat semua hal berwarna merah. 
Jauh sebelum banyak teori Psikologi tentang perilaku dan sikap manusia diteliti, Yesus sudah memaparkan dengan gamblang bagaimana motivasi hati menghasilkan perbuatan (Matius 15:10).  Salah benarnya perbuatan terkadang sangat samar dan berwarna abu-abu, artinya sikap perbuatan manusia didasari dari motivasi hatinya.  Yesus menegur orang-orang pada jaman itu karena hatinya yang jauh dan palsu/munafik.
Sikap perilaku Pilatus sebagai wali negeri alias perpanjangan penguasa Romawi adalah sikap yang dimiliki oleh kebanyakan orang-orang di sekitar kita.  Sikap Pilatus bila dilihat lebih dalam, adalah sangat masuk akal dan logis melihat situasi dan kondisi kedudukannya.  Pilatus berada di dalam wilayah yang suka memberontak.  Pemberontakan terhadap kekuasaan Romawi berulang kali terjadi hingga yang terakhir adalah peristiwa Barabas.  Apabila Pilatus gagal membuat daerahnya tenteram, bebas dari pemberontakan alias situasi keamanan di luar kendali, maka kedudukannya bisa dicopot oleh Kaisar Romawi pada waktu itu.  Bukan hanya itu, kegagalan dan kerugian yang sangat besar dari kepemimpinan yang tidak diperkenan Kaisar bisa berujung pada pembuangan ke daerah terpencil (baca: masa depan suram).
Di konteks diplomatik tingkat tinggi, pernyataan Pilatus: "Tidakkah Engkau mau bicara dengan aku? Tidakkah Engkau tahu, bahwa aku berkuasa untuk membebaskan Engkau, dan berkuasa juga untuk menyalibkan Engkau?" (Yohanes 19:10) dijawab Yesus dengan tepat dan benar, "Engkau tidak mempunyai kuasa apa pun terhadap Aku, jikalau kuasa itu tidak diberikan kepadamu dari atas. Sebab itu: dia, yang menyerahkan Aku kepadamu, lebih besar dosanya." (Yohanes 19:11).  Sebenarnya petinggi Pilatus tidak lebih dari bawahan Kaisar Romawi dan Kaisar Romawi tidak lebih dari Tuhan yang memberi kuasa dan kesempatan dalam hidupnya.
Banyak orang lupa atau sengaja melupakan diri atau dikuasai oleh ketakutan terhadap manusia sehingga rela berbuat dosa dan menyangkali kebenaran.  Sikap Pilatus adalah gambaran dari para pekerja, pengusaha, pelajar, rohanwian sekalipun yang karena 'takut' tergeser kedudukannya, mereka ini rela mengkompromikan kebenaran; yang karena 'takut' maka ingin menyenangkan semua orang tersebut.
Kata yang dipakai oleh Markus untuk menggambarkan motivasi hati Pilatus adalah sangat jelas, yakni suatu sikap hati yang ingin diterima; dianggap layak; diakui; disenangkan oleh banyak orang di wilayah kekuasaannya. 
Sebenarnya sikap Pilatus yang salah ini sudah mendapat teguran dari berbagai peristiwa, mulai dari dia sendiri yang melihat dan mengetahui dengan jelas secara hukum Romawi bahwa tidak ada kesalahan apa-apa yang membuat Yesus layak dijerat hukum apalagi dihukum mati dengan disalibkan (Yohanes 18:38b).  Istri Pilatus mendapat mimpi yang sangat nyata dan seram yang kemudian memberitahukan kepada Pilatus supaya jangan men-zolimi orang benar itu (Matius 27:19). 
Hari ini banyak orang berada di area 'abu-abu'dalam menghadapi permasalahan hidupnya.  Ada yang kemudian lebih suka memilih daerah 'hitam'alias salah, dan ada pula yang tetap saja di wilayah 'abu-abu' karena 'takut'.  Ada yang takut gagal, takut disingkirkan, takut masa depan suram seperti yang dihadapi Pilatus, takut tidak disukai banyak orang, takut hidupnya makin susah.  Keputusan jadi susah dan serba salah ketika rasa 'takut'ini menggelayuti hidup kita.
Pada akhirnya, yang mengambil keputusan untuk permasalahan yang terjadi adalah diri kita masing-masing.  Bukan orang lain, bukan pula rohaniwan.  Beberapa kali saya mendengar dan diminta suatu jawaban atas pertanyaan, 'Apa yang harus saya lakukan?'  Sangatlah tidak bijaksana bila dijawab, paling-paling saya akan memberikan pengarahan dan pada akhirnya setiap orang harus mengambil keputusannya dan mempertanggungjawabkan hidupnya di hadapan Tuhan.
Bagi mereka yang bergumul di daerah 'abu-abu' dan memiliki niat untuk hidup di dalam kebenaran, Tuhan Yesus berkata, 'Tetapkanlah hatimu, inilah Aku, jangan takut!' (Matius 14:27).  Perkataan Yesus ditegaskan dalam konteks murid-murid berada di dalam perahu yang dikelilingi oleh badai dahsyat yang disebut angin sakal di danau Galilea.  Seolah dengan jelas Yesus mengatakan, 'Pastikan diri Anda seperahu dengan Yesus.  bila Anda seperahu dengan Yesus, maka Tuhanlah yang akan menjadi penolongmu.'
Renungan ini bukan seputar bagaimana menghakimi dan mencaci maki Pilatus dengan pergumulannya.  Karena pergumulannya tidaklah mudah dan berat.  Pergumulan Pilatus adalah pergumulan Anda dan saya.  Hanya saja, keputusannya memang adalah salah besar dan harus dipertangungjawabkan kepada Tuhan kelak.  Hari ini, kitapun punya tanggung jawab kepada Tuhan.  Mohon Tuhan menolong kita agar jangan karena 'takut' kemudian kita berbuat salah.  Mari kita mohon Tuhan menolong agar motivasi hati kita bukan menyenangkan semua orang, tetapi menyenangkan hati Tuhan.  Kiranya Tuhan menolong kita.  Amin.
Source : jeffrysudirgo-blogspot.jp